Bila membahas soal Makassar, kira-kira apa yang terbesit di pikiran saat mendengar nama kota tersebut? Pasti seputar Coto, Sop Konro, Palubasa, dan juga Es Pisang Ijo. Tepat sekali, kota Makassar memang dikenal dengan surganya kuliner. Tapi selain itu, ada faktor lain yang membuat kota itu bisa dikenal sampai seantero Nusantara. Tak lain dan tak bukan adalah pergerakan iklim kreatifnya. Dua di antaranya adalah Musik dan Fashion. Kalau bicara soal musiknya, siapa yang tak kenal Pusakata ataupun Fadli Padi. Dua nama mentereng ini sudah sangat terkenal dengan karya musiknya yang ajaib dan tak lekang oleh waktu. Selain mereka berdua, banyak nama lagi yang patut untuk ditengok di sana.
Selain musisi, Makassar juga punya sebuah Festival Musik yang selalu digelar di setiap tahunnya dengan gegap gempita. Apalagi kalau bukan Rock In Celebes. Festival yang sudah ada sejak tahun 2010 ini, terus berevolusi hingga sekarang. Tidak hanya Sulawesi, mereka tercatat pernah menjajal hamper seluruh wilayah Indonesia loh. Tujuannya hanya satu, untuk memperkenalkan musik yang ada di Makassar dan sekitarnya.
Kami berkesempatan ngobrol dengan salah satu tim yang aktif terlibat di Rock In Celebes, namanya adalah Brandon Hilton. Diriinya cukup dikenal di Makassar sebagai seorang musisi (penggebuk drum), penyiar radio, dan juga penulis artikel untuk beberapa kanal berita musik di Indonesia. Metal adalah jati diri yang ingin ditunjukkannya kepada khalayak ramai. Bagaimana keseruan obrolan kami dengannya? Simak di bawah.
Halo Brandon, lagi sibuk apa sekarang?
Halo cess! Sekarang lagi banyak berkegiatan sama Rock in Celebes. Selain itu, ini lagi sering menulis untuk beberapa platform berita digital dan rekaman sama Wajib Militer.
Wah mau ada apa lagi nih Rock In Celebes? Boleh dijabarin ga?
Di Rock in Celebes lagi mau bikin sesuatu nih. Coming really soon. Kalau mau dijabarin, paling enak sih tungguin infonya biar makin enaaa haha!
Oke, sekarang kita bahas dirimu. Sejak kapan menyukai musik “keras” dan apa alasan besar dibaliknya?
Saya suka musik “keras” dari usia 4 tahun. Hehe. Alasan besar dibaliknya tidak lain dan tidak bukan adalah ayah saya yang menyuapi saya dengan album Roots milik Sepultura. Apa itu lagu balonku? Roots Bloody Roots lah!
Dari awalnya hanya pendengar, trus berlanjut menjadi pelaku. Kenikmatan apa yang didapatkan dari musik?
Kenikmatan batin! Susah dideskripsikan. Makanya mesti jadi pelaku hahahahahaha!
Kenapa harus jadi pelaku?
Biar POV memandang skena musik jadi lebih luas dan merata. Plus, kalau jadi pelaku, ada value keren-kerenannyaaaa iyakan. Pesona musisi masih kuat loh hahahahaha
Sejauh pandanganmu sebagai pelaku, bagaimana skena musik saat ini? Terkhusus Makassar?
Sejauh ini, dari sudut pandang pelaku, Makassar masih menjadi Kota yang cenderung “kondusif” untuk berkarya. Tapi saya percaya, beda kota, beda struggle, beda cara untuk survive dan bergaung. Kenapa saya bilang cenderung “kondusif”, karena di Makassar sendiri, tools dan link untuk berkarya tersedia luas.
Luas di sini, bisa diartikan seperti apa?
Luas dalam artian yang tanpa “orang dalam” pun punya kesempatan yang sama dengan orang lain.
Ah menarik. Kalau untuk cakupan jenis warna musik sendiri, di Makassar bagaimana?
Nah untungnya di Makassar musisi dan band yang bermunculan makin banyak dan makin macam-macam hahahaha! Makin bergairah.
Kalau metal sendiri, bagaimana perkembangannya di sana?
Di Makassar sendiri, untuk skena Metal, walaupun lagi chill (if you know what i mean), tapi tetap melahirkan rilisan-rilisan yang oke punya.
Ada rekomendasi untuk band metalnya?
Ada! Coba deh dengar Unremains sama Sinuses. Dua band itu yang lagi seksi.. asliiii.
Oh ya, kenapa memilih drum sebagai alat perang? Ada ceritanya?
Sebenarnya saya milih druk karena “gagal” sebagai gitaris hahahahaha! Bukan berarti sukses jadi drummer juga. Tapi lebih merasa agresi lebih tersalurkan dengan drum.
Kalau disuruh pilih, posisi vokal atau drum? Karena seringkali lihat karya yang ada vokalmu di dalamnya.
Beraaaaaattttt hahahahahahahaha! Untuk sekarang, saya lebih memilih drum karena masih suka gebuk-gebuk.
Sekarang sudah jadi personil tetap Wajib Militer, ya?
Hmm…. Sepertinya iya nih hahahahaha.
Sebagai penyiar radio, mulai kapan tuh?
Mulai siaran 6 Juli 2019 karena ditodong sebenarnya, mau nolak tapi tidak bisa tolak experiencenya.
Pengalaman apa yang paling menarik dari seorang penyiar?
Pengalaman menarik menjadi seorang penyiar itu bukan hanya bisa menginterview musisi-musisi hebat. Tapi bisa berjejaring secara pribadi dengan orang-orang berpengaruh di skena musik. Pengalaman menarik lainnya itu adalah bisa “deep talk” sama musisi wanita idola sih. HAHAHAHAHA THAT’S A BIG WIN.
Nah, enaknya jadi penyiar atau penulis?
Penulis. No doubt. Lebih enak menulis daripada ngomong euy. Makanya resign jadi penyiar kan.
Sebagai orang yang dekat dengan musik, bagaimana Brandon memaknai musik untuk kehidupan sehari-hari?
Bagi saya, musik itu sebagian dari iman. Sesimple itu, sedekat itu.
Musik yang enak menurutmu itu seperti apa sih?
Hmm…. Beraadd hahahahahaha. Tapi, menurutku, musik yang enak itu musik yang tidak membuat kita memaki di awal, tapi memaki di akhir.
Memaki karena senang ya? Haha. Selain Rock In Celebes, adakah festival musik lainnya di Makassar?
Memaki karena senang, terkesima, terkejut. Hahahahaha. Selain Rock in Celebes, ada festival lainnya seperti Prologfest, Makassar Jazz Festival, ada juga Musik Hutan.
Bagaimana kamu melihat peran media saat ini, apakah masih dibutuhkan? Atau musisi cukup presentasikan karyanya melalui platform sendiri?
Wah.. media jelas masih dibutuhkan siapapun, terlebih musisi. Akan tetapi, kadang perlakuan terhadap media masih seperti anak tiri (yaaa untuk beberapa oknum). Dibalik musisi tenar, jelas ada banyak media yang menopang. So, media dan musisi jelas saling membutuhkan.
Sekarang di Rock In Celebes rajin mereview lagu dari band-band. Proses kurasinya boleh tau?
Ini rahasia elit global. Tapi demi Dempa biar saya beberkan. Proses kurasi band-band untuk masuk review Rock in Celebes sebenarnya gampang. Cukup dengan terus menciptakan gaung yang ribut dengan karya yang dirilis. Pasti akan dilirik lalu dimasukkan ke list untuk kemudian direview. Hehe.
Ada formula khusus ga, untuk menjadi seorang jurnalis?
Kalau saya, formula khusus jadi jurnalis mesti tau menempatkan rasa penasaran dan kemalasan. Hahahahaha
Korelasi dua hal itu apa? Haha
Sebenarnya agak susah dijabarkan hahahahaha. Tapi simplenya, penasaran dan kemalasan dibutuhkan seorang jurnalis. Karena tidak semua kegiatan harus diliput, dan pasti ada saja yang nyaris luput harus diliput.
Pengalaman paling gokil di dunia musik, ada ga?
Mungkin bagi orang lain sih biasa, namun bagi saya itu gokil. Waktu di Rock in Celebes 2019, setelah E.H.G main, saya ngobrol sama drummernya soal kejadian nahas yang dia alami. Eh, lagi asik ngobrol sama drummer E.H.G, tau-tau sudah dikelilingi sama orang (yang kayaknya asik mendengarkan). Setelah cerita, banyak yang tanya “apa yang ko cerita?” Hahaha!
Pernah juga waktu sebuah event besar di Bali, lagi nonton sama Alvin (Noxa), ada some random dudes minta tanda tangan ke Alvin dan saya. WTF
Harapanmu untuk musik Indonesia?
Tetap tahan banting!
Makassar selain musik, juga dikenal dengan industri clothing-nya yang melahirkan merek2 keren setiap saat. Bagaimana menurutmu?
Clothing ya.. untuk bidang clothing di Makassar menunjukkan pertumbuhan yang baik. Buktinya? Tuh banyak brand-brand yang bermunculan. Saking banyaknya, saya sendiri pun tidak tahu mau sebut brand apa, yang mana. Belum ada yang begitu stand out. Eh.. hehe
Stand out dalam artian apa nih?
Stand out dalam artian yang berkarakter kuat dan nempel di pikiran dan hati.. hahahahahaha
Akhir-akhir ini lagi sibuk latihan tinju ya? Kira-kira mau menghajar apa lagi nih? Haha
Latihan biar moshing nanti ga kaku hahahahahaha! Tapi sebenarnya latihan tinju untuk jaga-jaga aja. Siapa tau nanti dibutuhkan~ wahahaha
Ada pesan-pesan buat yang akan membaca interview ini?
Apapun yang terjadi, tetap PMA. Positive • Mental • Attitude
Wawancara oleh Adjust Purwatama
27 November 2021